Rabu, 31 Oktober 2007
GALLERY MOGE 2004
waduh ... akhirnya ... kelar juga upload gambar buat gallery tahun 2004 .... (itu artinya .. masi kesisa 05,06,07 ama yg terbaru 08) ... huee huee huee ... beginilah kerjaan sehari hari ... demi memuaskan para penggemar sekalian ... halah .... semangat semangat .... ayooooo dikid lagi nihh ...
sekalian pengumuman untuk para moge ers sekalian ... "kami tidak sembarangan mencantumkan moge ... sebelum melewati 2 kali proses seleksi dari 2 ahli berpengalaman kami ... di antaranya ... pantas tidak nya harga sebuah moge ... pernah jatoh atau tidak ... kondisi mesin bagaimana ... intinya ... setiap moge yg kami pajang ..adalah moge yg benar benar telah mendapat jaminan kelayakan dari kami ... keinginan kami adalah... apabila anda menghubungi kami setelah membeli moge dari kami ..itu hanya untuk memesan MOGE lagi ... bukan untuk komplain pada kami !!! "
mau minjem pakem nya mas tukul ah .... "di jamin ... puassss puasss puasss "
Jumat, 26 Oktober 2007
Minggu, 21 Oktober 2007
Rabu, 17 Oktober 2007
Selasa, 16 Oktober 2007
Rabu, 10 Oktober 2007
Minggu, 07 Oktober 2007
Persiapkan Cairan Penambal Ban sebelum mudik
UNTUK mengatasi masalah sepeda motor selama mudik, ada beberapa tips sederhana yang bisa diterapkan. Pertama, persiapkan cairan penambal ban dan pompa dalam tabung. Itu penting bila ban bocor dan jauh dari tempat tambal ban, menambal ban bisa dilakukan sendiri oleh pemilik kendaraan.
Caranya, masukkan selang yang sudah tersedia dengan adaptor ke pentil motor. Kemudian tekan tombol di tabung agar cairan penambal dan angin mengisi ban yang bocor. Setelah cairan/angin masuk ke ban, putar roda dengan tangan pada kondisi motor standar berdiri. Itu untuk memastikan cairan penambal menutup lubang yang bocor.
Sebelum berangkat mudik, perhatikan tekanan angin ban. Tentukan tekanan ideal agar sepeda motor berjalan nyaman, yaitu sekitar 30 psi. Kurang dari angka tadi, selain bensin menjadi boros juga ban menjadi panas, apalagi dipergunakan dalam kecepatan tinggi.
Hal penting lainnya, yaitu periksa kondisi rantai. Bila ketegangan rantai sudah tidak bisa disetel lagi, itu pertanda harus diganti dengan yang baru.
Bila sepeda motor susah di-starter dan klakson lemah, kemungkinan besar ada gangguan pada aki. Karena itu, aki harus segera di-charge, atau dalam emergency bisa menambahkan air aki khusus jenis supercharge bagi aki yang "lemah". Ini bisa membantu meningkatkan kapasitas aki pada kondisi darurat. Kalau kondisi aki kurang baik sehingga starter listrik tidak jalan, gunakan starter kaki ataupun didorong dengan memasukkan ke gigi.
Jika di starter sulit dan api ke busi diperiksa kondisinya bagus, bukalah busi. Jika businya basah, bersihkan dan keringkan. Kemudian pastikan kerenggangan busi antara 0,6 - 0,8 mm (bergantung pada jenis motornya).
Khusus untuk sepeda motor yang mogok, ada beberapa komponen yang perlu diperiksa. Pertama cek sekring, kemudian kondisi busi apakah ada percikan apinya atau tidak. Bila tidak ada api, mungkin busi mati atau sistem listrik, CDI terganggu. Kalau CDI rusak, ganti dengan yang baru. (bk) ***
source pikiran-rakyat.com
Sabtu, 06 Oktober 2007
Cek Sepeda Motor Sebelum Mudik
Seperti halnya kendaraan roda empat, sepeda motor pun harus diservis sebelum dipergunakan untuk mudik. Alasannya, sepeda motor yang berada dalam kondisi prima membuat perjalanan mudik menjadi lebih nyaman. Sebaliknya bila motor itu dalam kondisi yang tidak "fit", justru bisa jadi merepotkan.
Untuk itu, sepeda motor mutlak harus diperiksa ke bengkel. Check up kondisi sepeda motor bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian penting, yaitu mesin, sistem mekanik, dan kelistrikan.
Mesin sebagai sumber penggerak sepeda motor harus dicek kondisinya secara teliti. Pemeriksaan mesin dibagi dalam tiga kategori, yaitu bagian dalam mesin, bagian luar, dan perangkat pendukung kinerja mesin. Pengecekan bagian dalam terdiri atas pemeriksaan kompresi, setelan celah klep, rantai keteng, dan pelumasan.
Pemeriksaan kompresi hanya bisa dilakukan di bengkel karena memerlukan alat khusus, compression gauge atau kompresi meter. Gangguan yang terjadi pada tekanan kompresi dibagi menjadi dua bagian, yaitu tekanan di bawah standar dan di atas standar. Tekanan di bawah standar disebabkan adanya gangguan pada sistem mekanisme klep, masalah pada kepala silinder dan piston, serta silinder. Untuk tekanan di atas standar disebabkan endapan arang (karbon) yang berlebihan pada kepala piston dan dinding ruang bakar.
Penyetelan klep dilakukan untuk memaksimalkan pembakaran dalam ruang bakar. Jika jarak klep terlalu renggang, akan terdengar bunyi mesin yang tidak normal (tappe noise). Sebaliknya, jika terlalu rapat, kinerja mesin tidak maksimal pula karena kompresinya berkurang. Pabrikan sepeda motor merekomendasikan ukuran standar antara 0,004 mm hingga 0,008 mm untuk celah klep masuk dan buang.
Rantai keteng perlu diperiksa pula. Peranti sangat vital karena berhubungan dengan kerja cam timing yang memengaruhi performa mesin dan efisiensi bahan bakar. Kondisi rantai keteng yang sempurna adalah tidak terlalu tegang atau longgar. Ketegangan rantai yang sempurna menyebabkan terjadi keselarasan antara putaran kruk as dengan noken-as. Ini dapat membantu ketepatan pengapian dan pergerakan klep.
Cara pemeriksaan dilakukan dengan mendengar suara mesin dalam kondisi hidup. Kalau rantai keteng longgar, akan terdengar suara berisik. Sebaliknya, jika terlalu tegang akan keluar suara mendesing.
Komponen yang juga perlu diperiksa adalah busi, kabel busi, pengapian, karburator, filter udara, dan filter bahan bakar. Disarankan untuk mengganti busi, filter udara, dan bahan bakar dengan yang baru agar performa mesin maksimal.
Setelah itu, karburator perlu diservis pula. Itu penting karena sumber tenaga pembakaran berasal dari alat ini. Jika peranti ini terganggu, tenaga pun akan loyo dan boros bahan bakar. Untuk itu bersihkan "jeroan" karburator termasuk saluran anginnya.
Setelah komponen penting diservis, tentukan pula oli yang akan dipergunakan motor tersebut. Ini penting, selama mudik mesin motor akan bekerja ekstrem. Untuk itu diperlukan oli yang berkualitas. Agar aman, oli yang dipergunakan harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
Demi kenyamanan perjalanan, cek komponen kaki-kaki, ban, rem, rantai, dan setang. Pengecekan suspensi dilakukan dengan cara ditekan. Bila asnya basah karena oli, berarti ada kebocoran. Solusinya ganti olisil dan tambah oli.
Di bagian rantai, diperiksa ketegangannya. Rantai yang terlalu tegang akan mengurangi umur rantai dengan cepat. Sebaliknya, rantai roda yang longgar bisa menyebabkan rantai lepas dari sprocket-nya dan dapat merusak komponen lain.
Sistem pengereman penting untuk diperiksa. Khusus untuk rem diskbrake periksa minyak rem, selang rem, kaliper, dan kampas rem. "Ganti kampas rem bila sudah tipis. Pakailah minyak rem sesuai spesifikasi khusus sepeda motor," kata H. Harjono Abdullah Khaer, Service Deputy Division Head PT Daya Adira Mustika, main dealer Honda Jawa Barat.
Sistem kelistrikan perlu diperiksa juga dengan teliti. Sepeda motor berteknologi modern terutama yang memakai pengapian DC-CDI sangat bergantung pada listrik yang berasal dari aki. Karena itu pemeriksaan bisa dimulai dari aki dengan cara mengecek ketinggian air aki yang sebaiknya berada pada posisi upper level. Jika kurang, tambahkan air aki. Kemudian periksa pula terminal kabel apakah masih baik atau tidak. Bila kondisi terminal aki banyak kotoran kerak putih, segera bersihkan dengan menyiramkan air panas dan kemudian sapu kotoran tersebut dengan sikat kawat.
Selanjutnya cek kondisi lampu-lampu dan klakson. Lampu penting untuk perjalanan malam hari agar pengendara sepeda motor bisa melihat jelas benda yang berada di depannya. Periksa apakah ada lampu yang putus atau menyala redup.
Skutermatik
Khusus motor skutermatik yang perlu diperiksa adalah kondisi CVT (continously variable transmission) atau V-belt. "Sabuk penyalur tenaga ke roda ini sangat penting diperiksa. Karena V-belt ini memiliki batas jarak pemakaian," kata Sahrial, Assistant Service Manager PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) DDS Bandung.
V-belt yang berada dalam kondisi baik, memiliki ukuran standar antara sabuk dan alat pemeriksanya. Bila kondisi V-belt sudah rata, artinya sabuk tersebut telah aus dan harus diganti baru. Pabrikan merekomendasikan penggantian sabuk CVT setelah menempuh 25.000 km. Jika masa pakainya sudah mendekati angka km tersebut, sebaiknya diganti dengan yang baru.
Sabuk CVT memakai grease khusus yang tahan panas hingga suhu di atas 135 derajat Celsius. Gemuk ini berfungsi untuk memperlembut akselerasi skutermatik. Karena itu jangan memakai grease biasa yang mencair pada suhu 100 derajat Celsius.
Peranti berikutnya yang perlu dicek pada skutermatik adalah rem cakram. Dengan kapasitas mesin antara 110 hingga 125 cc, skutermatik bisa dikendarai dengan kecepatan cukup tinggi sehingga kinerja rem semakin berat. Untuk itu, gantilah pads dengan yang baru bila kondisinya sudah tidak bagus.
Hal lain yang perlu diperhatikan ketika melakukan perjalanan mudik memakai skutermatik adalah kapasitas tangki bahan bakar. Karena dirancang sebagai kendaraan perkotaan, kapasitas bensin dalam tangki rata-rata hanya 3 liter. Tentu saja dengan konsumsi bahan bakar 1 liter menempuh rata-rata 30 km, maka bensin 3 liter hanya cukup untuk jarak sekitar 90 km.
Pengendara skutermatik perlu waspada bila indikator bahan bakar sudah turun menyentuh huruf E. Itu artinya harus segera mampir ke SPBU terdekat. Satu tips yang bisa dipertimbangkana yaitu membawa bahan bakar cadangan yang dimasukkan ke dalam botol berukuran 1 liter. (ovi)***
source pikiran-rakyat
First Harley-Davidson Motorcycle
This bike was sold in 1905 to Henry Meyer. This Photograph was made in 1912 by H-D-Photographer L.C. Rosenkrans.
The bike showed several modifications:
later style fenders, replacement fork, different wheels, handle bar and battery box.
During 1912-1913 the bike was publicized
in H-D literature as being the First Harley-Davidson Motorcycle ever built,
and up to that point had been ridden nearly 100.000 miles.
History of Harley Davidson
The first Harley-Davidson motorcycle was not made by accident. In 1902, a 21-year-old man by the name of William S. Harley created a design for a one-cylinder motorcycle. A year later in 1903, he partnered up with 20-year-old Arthur Davidson to assemble the first Harley-Davidson Motorcycle. Harley-Davidson’s first real transaction came courtesy of Henry Meyer, a friend of Harley and Davidson from school. He bought one of the racing motorcycles they two had built. This sparked the beginning of over a hundred years of striving business. They had no idea that some years later, the business they started would be worth millions of dollars, with thousands of employees, and millions of riders.
The first Harley-Davidson motorcycles were built in a 10 by 15 foot wooden shack. It had “Harley-Davidson Motor Company” carved into the wooden door.Later in 1903, Arthur’s brother Walter joined the two founders in the new business. This turned out to be a good decision for all three young men. Towards the end of 1903, the first Harley-Davidson dealer opened in Chicago, Illinois and made its first sale.
The first Harley-Davidson was made with the intention of being a racing machine. It was powered with a one-cylinder combustion engine. The first year of selling motorcycles, Harley-Davidson produced eleven which sold rather quickly.
In 1905, a Harley-Davidson motorcycle wins a race, and the first real full-time employee joins the company. 1908 was a landmark year for Harley, with their first addition to a police department in Detroit. Toward the end of the decade in 1909, Harley-Davidson introduced their first V-twin powered motorcycle. It had 7 horsepower, and became wildly popular.
In 1910, the infamous “Bar and Shield” logo that makes Harley-Davidsons famous was created.
Even today, every Harley bears the logo that has made them famous. The F-Head engine was introduced in 1911 and would become the engine of choice for Harley-Davidson until 1929. The year 1912 brought more expansion with the building of a six-story factory. The famous sidecars for Harleys are made available in 1914.
Three years later, Harley-Davidson Motor Company partnered with the U.S. Military to aid in the war. Nearly one third of all motorcycles produced in 1917 were sent over to the war. Over 20,000 motorcycles were used by the military by the end of World War I. A year later, the motorcycles sent to the military goes up to almost half of all those produced that year. Almost all of them were produced by Harley-Davidson Motor Company.
The growth of Harley-Davidson Motor Company was not mistake. By 1920, Harley-Davidson was the most popular motorcycle producer in the world. They had just about 2000 separate dealers in 67 different countries. Leslie Parkhurst used a Harley-Davidson to break 23 different speed records in that year as well. In 1925, the gas tanks that are seen on Harley-Davidson motorcycles today are created. The teardrop shape gas tanks quickly take off, and all Harleys after that follow suit. Also that year Joe Petrali started racing for Harley-Davidson. He would become one of the best Harley dirt-track racers of all time. 1926 brings a year of backtracking. Harley-Davidson decides to bring back single cylinder engines for the first time since 1918.
Side and Overhead valve configurations are offered by the company.
The first time dual cam engines are offered to the public was in 1928. They were available in the JD series of motorcycles. This bike was capable of reaching speeds from 85 all the way to 100 miles per hour. The definition of reliability came in 1929 with the release of the 45 cubic inch V-twin engine. Also known as the flat head, it was so reliable that it was even available all the way up to the year 1973. This is a big accomplishment for the company started in a 10 by 15 foot shack.
The world of racing rang in 1930 when Bill Davidson, Jr. won the Jack Pine Endurance Contest. He had a nearly perfect score of 997 out of 1,000 possible points. It turns out that every winner of that race is using a Harley-Davidson Motor Company motorcycle. All competition for Harley is gone in America, with the exception of Indian. Indian and Harley-Davidson are the only two motorcycle producers all the way through 1953. In 1932 the popular 45 cubic inch three-wheeled Servi Car begins a reign as a police car for 41 years. It was used all the way up to year 1973. When the depression hit, Harley-Davidson had to do something to keep sales going. They decided to start putting an “eagle” graphic on all the gas tanks of all motorcycles. This was the first time that graphics are put on the motorcycles, other then special order graphics that had been ordered by different customers. This started the trend that still stands today of putting graphics on Harley-Davidsons. The “eagle” would represent the company’s ability to fight the struggles of the depression. It was hard, the Harley continued to grow.
Harley-Davidson even aided its own competition in 1935 when they licensed all their machinery, blueprints, and tools to an Asian company, Sankyo. This sparked a new motorcycle industry in Japan called Rikuo. Joe Petrali continues his reign as the greatest on the dirt track by winning all thirteen of the American races.
He also breaks four of the American Motorcycle Professional Association’s records in the process. This is done with a Harley-Davidson motorcycle.
1936 was the year of the “knucklehead,” a 41 cubic-inch engine that offered more horsepower then its previous counterparts. Later on that same year, Harley-Davidson offered a 60 cubic inch machine. Harley-Davidson was making bigger engine motorcycles, and supplying more horsepower in the process. The first WL models are offered in 1937. The excellence continues for Joe Petrali when he breaks the land speed record at 136 mph on a Harley-Davidson 61 cubic-inch overhead engine motorcycle. In Daytona, Florida, Ben Campanale wins the Daytona 200 on a 3.6 mile beach course.
World War II begins for America in 1941.This meant that motorcycle production almost went totally to military motorcycles. Civilian motorcycles stopped being made because of the high need for war vehicles. This also meant that all Harley-Davidson service shops would turn into places for military mechanics to learn the ins and outs of the Harley-Davidson motorcycle. The XA model begins production. It is made for the purpose of being a desert machine, but the deal is cancelled when U.S. moves out of West Africa. Only a little over a thousand of these XA’s were made.
In 1943, Harley-Davidson receives an excellence award from the Army and Navy for its wartime production. They would later receive three more of these awards. The military personnel begin to like the Harley-Davidsons over seas, and this would show when they returned back home.
By 1945, World War II is over. And Harley-Davidson has supplied our military with over 90,000 land vehicles. This accounts for much of the U.S.’s hardware during the war.
Later on that year, production begins again for civilian cycles. In 1946, Harley-Davidson introduces the 45 cubic-inch flathead engine racing motorcycle. It turned out to be a real gem, known as one of the best ever made. 1947 was a good year for the company with the opening of a new production facility and the release of what would become a symbol of Harley-Davidson-the leather jacket. A Harley-Davidson motorcycle wins the first of three straight AMA Grand National Championships.
Harley-Davidson won 18 of the 24 national dirt racing championships in 1950. They also set 5 new records. Harley-Davidson was truly a dominant force in the dirt racing arena. In 1952, a side valve K model is introduced to keep up the smaller motorcycles being produced in Great Britain. This would eventually change from model K to the sportster.
The 50th anniversary of Harley-Davidson is celebrated in 1953. For the celebration, a “V” logo is created to put on the fenders of all the motorcycles made in that year. It reads “50 years-American Made.” Also this year, Indian Motorcycle Company goes out of business. This makes Harley Davidson the only American motorcycle company for the next 46 years. A monopoly comparable to Microsoft.
1955 was another good year for Harley-Davidson with the start of a domination of the Daytona 200 race victories. Harley-Davidson would be responsible for the next 7 years of victory for racers. Show business even gets in on the action in 1956 when young Elvis Presley poses on the cover of the Enthusiast.
Harley-Davidson motorcycles had really hit mainstream and were growing more and more popular in America. 1957 was the year of the Sportster, a motorcycle that would become known as a “super bike.” It was another tradition started that rings true even today.
In 1960, Harley-Davidson introduced the only scooter they would ever produce, the Topper. The top 14 finishers, including the winner, at the Daytona 200 are riding Harley-Davidson motorcycles. The year 1962, Harley-Davidson made some business decisions. They decided to buy a 60 percent share in the Tomahawk Boat Company. They understood what this industry could do for Harley, so they made a factory that became operational in 1963. The three wheeled Servi-car is released in 1964. It is the first vehicle that Harley-Davidson has produced that has an electric starter. Records were broken in 1965 when George Roeder broke the speed record on a Streamliner with a 255 cc engine, going an average of 177 miles per hour. Bart Michael, a Harley-Davidson dirt track racer, wins the AMA’s for the next two years. A “shovelhead” engine is the new replacement engine in the year 1967. In 1969, Harley-Davidson merged with a leisure product company, the American Machine and Foundry Company.
With Harley-Davidson in full force, some changes had to be made in 1970. A new Sportster, XR-750 is introduced.
It was in compliance with the new rules of the AMA. Later on that same year, Cal Ramburn set the land speed record for motor cycle on a bike with one speedster engine. He averaged over 265 miles per hour in the record-breaking run. A year later, a new type of motorcycle is released, the FX 1200. It is a cruiser motorcycle, which fit the demand of that year. This was also the year that Harley-Davidson first started to produce snowmobiles.
A new race machine is offered in 1972, the XR-750. It wins the AMA’s big race that year, and also becomes the dominant dirt track bike for the next three decades. By 1973, Harley-Davidson moves it main assembly factory to a 400,000 square foot building located in York, Pennsylvania. It greatly improves the company’s ability to produce motorcycles. The company pretty much has a monopoly over the motorcycle industry. Starting in 1975, Harley-Davidson wins four straight AMA Grand Dirt Track Championships. Three of those wins coming from racing legend Jay Springsteen.
In 1977, the FXS low-rider is introduced. It has drag style handle bars and a unique paint scheme. Its name fit, because it put the rider truly “lower.” Two years later, the “Fat Bob” was released. The “fat” in the name is due to the two gas tanks on the bike, while the “bob” stands for the abnormal fenders that were part of the motorcycle.
In 1980, Harley-Davidson released yet another motorcycle, the FLT. The FLT included a vibration dampening system. Its engine and 5-speed transmission was bolted together. Later on that same year, a Kevlar belt replaces the chain on the main drive of ever Harley-Davidson motorcycle that was produced after that date. The AMA Grand goes yet again to a Harley-Davidson driver.
In 1981, a buyback of Harley-Davidson is completed from AMF by thirteen top level executives. Scott Parker would join Harley-Davidson’s team to go on to be their most successful racer ever, with 93 victories, and 9 major titles in a 10 year span.
In 1982, Harley-Davidson got smart and implemented a Materials As Needed (MAN) plan. This said that parts and accessories were only going to be made as they were needed. This was a good decision by the company, and this greatly cut down on their production and warehouse costs.
Harley-Davidson started a new club for owners of Harleys in 1983, the Harley Owners Group. This is a place for anyone who owns a Harley-Davidson motorcycle. This group grows at tremendous rates. The firs year, there were about 90,000 members. Today, there are over 500,000 members.
In 1986, the Harley-Davidson Motor Company is traded on the New York Stock Exchange, the first time this has happened since the AMF merger years earlier. This was also the year that the famed Sportster gets the exclusive Revolution engine. 1988 brought the opening of a Harley museum, where there are memorabilia and the history of the company.
In 1990, the introduction of the FLSFT Fat Boy was a big deal. This motorcycle is considered a classic among Harley enthusiasts. In 1991, a $31 million facility was built for painting purposes in York, Pennsylvania. This helps the company grow as the need for motorcycles is at an all-time high. In 1993, Harley celebrates its 90th anniversary in Milwaukee with a family reunion parade, where an estimated 1 million Harleys are ridden. In 1995, the 30th Anniversary Ultra Classic Electra Glide is the first to introduce an electric sequential fuel injection. It was a remarkable feat for the company.
In 1997, a new state of the art distribution center is built. After it is all said and done, everything is moved to the new building which is sized at 217,000 square feet. 1998 brought some international relations when Harley built its first foreign production warehouse in Manaus, Brazil. In the year 2000, the new feature of fuel injections is added to the softail line of motorcycles. Later that year, Harley-Davidson Motor Company introduces the Blast, a single cylinder motorcycle. The purpose of this cycle is to be for learning purposes.
In 2001, the team of Harley Davidson Racing introduced a new member to the team: a 17 year old girl name Jennifer Snyder. She was the first woman ever to win on the Formula USA Dirt Track Series. This was big news in the company, since a woman in this sport was rare, if not none existent in the past. It was certainly a pivotal moment.
Year 2003 brought the company’s 100th anniversary. With over a hundred years of solid growth, Harley-Davidson can be admired as a company as well as a motorcycle producer. They have done nothing but grow over the years, and can be admired for being solid and reliable. Supplying our military with motorcycles in two wars, and supplying America with its toy ride, Harley-Davidson Motor Company is truly to be admired. Even today, Harley-Davidson is the prominent supplier of motorcycles in America. They are here to stay, and have 100 years to prove it. Whether you like motorcycles or not, one has got to admit that Harley-Davidson Motor Company is the best motorcycle company there has ever been.
Pemutihan Moge Hingga Desember 2007
“Kami masih perlu kejelasan mengenai perincian tarif yang harus dikenakan pada masing-masing unit motor yang akan diurus. Misalnya, tetapkan angka besaran biaya pemutihan secara terperinci. Kemudian angka itu realistis apa tidak,” kata Jonni B.S. Nugroho, Wakil Ketua Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI Korwil Jabar).
Hal serupa diungkapkan Andi Purba, Ketua Umum Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI Bandung). Menurut dia, sekitar 65 anggota IMBI Bandung, semuanya telah mengisi formulir sebagai bentuk pengajuan proses pemutihan. Namun, mereka masih harus menunggu pe-rincian jumlah yang harus dibayarkan.
“Ini adalah bentuk insentif dan langkah maju yang diberikan pemerintah. Namun, jika tarif yang dikeluarkan mahal dan tidak logis, sepertinya program ini tak lebih dari sekadar slogan belaka,” ujar Andi Purba.
Andi mengatakan, jika anggotanya membeli motor gede bekas de-ngan harga relatif murah, maka tidak masuk akal jika pajaknya tetap besar.
Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan peraturan Dirjen Bea dan Cukai No. P-10/BC/2007, 11 Mei 2007. Peraturan ini merupakan lanjutan dari Surat Menteri Keuangan S-166-167/MK.04//2007, 19 April 2007. Isi peraturan tersebut mulai tanggal 1 Juni 2007, sepeda motor gede ilegal bisa menjadi kendaraan resmi dengan mengurus suratnya di sepuluh Kantor Pusat Bea Cukai (KPBC), termasuk Bandung.
Untuk mendapatkan legalitas pemerintah, pemilik moge harus membayar sejumlah uang yang terdiri dari pembayaran Bea Masuk (BM), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Pertambahan Nilai Bea Masuk (PPnBM), dan Tarif Pajak Penghasilan (PPh) impor. Peraturan ini berlaku nasional dan berakhir hingga Desember 2007.
Untuk perhitungan biayanya Bea dan Cukai mengambil acuan pada Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yang ditentukan pemerintah daerah setempat. Adapun perhitungannya untuk sepeda motor adalah NJKB x (PPnBM + PPN+ PPnBM+PPh)%. Setiap kapasitas sepeda motor memiliki tarif pajak yang berbeda.
Setelah membayar biaya pemutihan, pemilik kendaraan moge akan memperoleh surat resmi dari pihak terkait yang menjadi dasar membuat BPKB dan STNK. (dih/ovi)
10 Langkah Tips Aman Naik Motor
Kemacetan lalu lintas belakangan ini membuat banyak orang mengalihkan
pilihan kendaraan ke sepeda motor. Tapi jangan sembarang meluncur ke jalan
tanpa tahu cara aman berkendara dengan sepeda motor. Simak dulu tips ini!
1. Peralatan keamanan pastinya penting dipersiapkan. Helm dan jaket adalah
atribut wajib. Selain itu nggak ada salahnya juga menggunakan sarung tangan
agar ketika mengatur gas, tangan tidak licin oleh keringat. Sebelum
berangkat, pastikan lampu sen, lampu depan dang belakang, serta klakson
kendaraan bisa berfungsi dengan baik. Oh iya, periksa dulu kedua ban. Apakah
tekanan anginnya cukup atau perlu ditambanh.
2. Sekarang anda siap turun ke jalan. Nah, yang penting diingat adalah
jangan berpikir kalau pengendara lain selalu melihat anda. Anggap saja anda
tak terlihat oleh pengendara lain. Berpikiran demikian membuat anda
berkendara lebih hati-hati. Ketika ingin mendahului atau memotong jalan,
sebaiknya anda merasa pengendara lain belum tentu melihat anda.
3. Sisakan jarak aman. Walau kendaraan padat dan macet, pastikan motor anda
tak terlalu dekat dengan kendaraan lainnya. Ruang ini membuat pandangan anda
lebih jelas dan bisa lebih baik dalam merespon situasi yang terjadi. Apalagi
dalam keadaan kecepatan tinggi, jaga jarak dengan kendaraan lain sebagai
antisipasi jika ada pengereman mendadak.
4. Antisipasi kecelakaan. Jika berada di belakang truk bermuatan besar atau
bis kota yang ugal-ugalan tetaplah berhati-hati. Antisipasi risiko yang akan
datang ketika berada di dekat dua kendaraan tersebut. Bus kota sering tak
melihat kanan kiri jika ingin menyalip, pastikan motor anda tak berada di
tempat yang berbahaya. Begitu juga dengan truk, jaga jarak sehingga jika
terjadi sesuatu anda bisa melakukan antisipasi tindakan dengan cepat.
klakson dan kedipkan lampu untuk memberi tanda. Pelankan kendaraan setiap
berbelok, kadang kita tidak bisa melihat apakah ada truk atau lubang besar
yang bisa membahayakan di belokan tersebut.
6. Stop kebut-kebutan. Dalam cuaca panas, bisa saja keadaan emosi ikutan
panas. Hindari konflik di jalan karena akan mengacaukan pikiran dan
mengurangi konsentrasi. Tetap tenang dan fokus pada tujuan anda. Jangan
mudah terpancing juga pada pengendara lain yang menantang untuk
kebut-kebutan. Jika keadaan sangat emosional, lebih baik berhenti sebentar.
Minum air jika memungkinkan dan lanjutkan perjalanan jika sudah tenang.
7. Beri jalan pada kendaraan yang ingin lebih cepat. Jika di belakang ada
mobil yang mengklakson, beri jalan dengan sedikit menempi dan memperlambat
laju motor. Usahakan juga jangan mengekor kendaraan di depan anda. Jika
kendaraan di depan tak melihat motor anda, maka bisa saja terjadi bahaya
jika dia berbelok atau berhenti mendadak.
8. Hati-hati berkendara di terik matahari. Terik matahari sering membuat
orang silau. Beberapa helm dilengkapi dengan kaca film untuk mengurangi
teriknya sinar matahari atau gunakan kacamata hitam yang sebisa mungkin tak
menghalangi pandangan mata. Jika cahaya sangat menyilaukan sebaiknya anda
menepi dahulu untuk melihat situasi. Jika memungkinkan ubah arah ke tempat
yang lebih teduh.
9. Hindari berkendara di tengah malam terutama di malam Sabtu dan malam
Minggu. Pada kedua malam tersebut, biasanya banyak orang yang baru keluar
dari klub dalam keadaan mabuk. Jika sangat terpaksa, pastikan lampu motor
anda menyala dan gunakan helm berwarna terang yang bisa menyala dalam gelap.
10. Terakhir, jangan lupa selalu bawa surat-surat kendaraan untuk memudahkan
jika terjadi masalah di tengah jalan. Seringkali ada razia yang memeriksa
surat-surat kendaraan. Lengkapi juga motor anda dengan kunci pengaman
tambahan apalagi jika anda sering meninggalkan kendaraan di tempat umum
dalam waktu yang cukup lama. Oh iya, kapasitas motor maksimal hanya dua
orang. So, jangan coba-coba membahayakan diri dengan berkendara lebih dari
jumlah tersebut.(fta)
(*source : milis FSRJ/Top Gun dan Saft7.com for d pic*)
New Ninja 250R, gebrakan baru dari Kawasaki…!!!
Semakin santer aza Ninja 250R akan masuk ke Indonesia. Motor yang akan diimport dari Thailand ini keliatannya bakalan meramaikan pasar kendaraan roda dua di Indonesia. Well Ninja 25oR dikenal juga sebagai EX250 di Eropa, ZZR 250 di US atau ZXR250 di Aussie. Kawasaki kelas 250cc ini diproduksi pertama kali pada tahun 1986 dan masih bertahan sampai saat ini, dan sejak tahun 2007 Ninja 250R diproduksi di Thailand. Tarikan Ninja 250R ini cukup responsif, dimana 0-100 km/h dapat dicapai dalam 5.7 detik.
Spesifikasi Ninja 250R
Ninja 250R menggunakan engine 4 stroke paralel twin, DOHC, liquid cooled, 8 valves dan dilengkapi dengan counterbalancer. Dengan engine segitu, power yang dihasilkan dapat mencapai 36HP pada 11000RPM. Torsi yang dihasilkan dapat mencapai 24Nm pada 10000 RPM. Startingnya pun udah menggunakan electric yang ciri khas moge saat ini. Compression rationya juga cukup tinggi yaitu 12.4:1. Carburator nya menggunakan 2 Keihin CVK30.. (lumayan lah.. walau gue nyakin.. nyampe disini bakalan banyak yg pengen ubah jadi 34.. Sistem kopling menggunakan tipe basah. Suspensi depan menggunakan hydraulic telescopic fork, dan belakang menggunakan unitrack mono shock. Remnya depan dan belakang sudah pakai disc, kagak tromol lagi… !!! Ban depan menggunakan ukuran 100/80-16, dan belakang menggunakan 130/80-16. Dengan berat 138 kg, power-to-weight ratio motor ini mencapai 0.26 HP/kg (mirip dengan mito, dan lebih tinggi dibandingkan sportster 883..!! ).
triatmono.wordpress.com
MOTOR GEDE ( Sorot )
Beberapa anak-anak tanggung berlarian sepanjang jalan sambil membawa balok kayu untuk membantu mengganjal mobil, yang mungkin mogok di jalan saat mendaki atau menurun. Seorang lelaki tua yang duduk di samping saya dalam kendaraan umum itu terlihat bersungut-sungut, karena tidak biasanya sepagi jalan Nagreg terjadi kemacetan.
Ia kemudian menyadari, kemacetan terjadi karena saat itu adalah minggu akhir yang panjang (long weekend), sebab hari Jumat waktu itu adalah hari libur. Di tengah suasana yang sibuk, centang perenang dan panas itu, tiba-tiba dari arah depan mobil terdengar suara sirene meraung-raung.
Puluhan lampu sepeda motor menyala tampak dari kaca mobil yang saya tumpangi. Semua kendaraan yang waktu itu sedang merayap dipaksa minggir atau menghentikan kendaraanya oleh polisi lalu lintas (voorijder), yang membuka jalan untuk rombongan pengendara sepeda motor.
Semuanya harus memberi jalan pada rombongan yang terdiri dari puluhan pengendara berbagai macam motor besar (atau “moge”, motor gede), yang beberapa hari kemudian, saya ketahui bahwa mereka sedang menuju ke Pangandaran untuk berekreasi, merayakan hari ulang tahun kelahiran klub motor besar dan mencari hiburan.
Lelaki tua di samping saya yang sejak tadi bersungut-sungut karena kemacetan lalu lintas, terlihat bertambah emosi menyaksikan dan mengalami keadaan ini. “Luar biasa brengseknya keadaan ini. Mobil angkutan rakyat yang padat dipenuhi kita rakyat kecil, diperintahkan oleh polisi untuk minggir, atau berhenti dan harus memberi jalan kepada orang-orang kota yang pasti kaya-raya, karena motor besar berharga ratusan juta rupiah yang sedang dikendarainya itu akan lewat,” katanya bersungut-sungut.
Kita, kata lelaki tua itu, para pedagang kecil yang harus dengan cepat mengirimkan barang dagangan ke pasar di kota, kini harus memperlambat perjalanan karena harus memberi jalan pada orang-orang kaya yang akan mencari hiburan serta bersenang-senang di pedesaan.
“Ya, mereka itu egois. Saya jadi khawatir kalau-kalau kemacetan akan berlangsung lama, sehingga dagangan saya terlambat sampai di Pasar Caringin dan saya akan merugi,” kata seorang teman duduknya, seorang pedagang di Pasar Induk Caringin Bandung.
**
KELUHAN yang sama juga dilontarkan penumpang lain. Mereka semua protes dan kemudian berbicara satu sama lain. Ada juga yang mempertanyakan, kenapa pihak yang berwajib (polisi lalu lintas) agaknya menganakemaskan para pengendara motor gede yang kayaraya itu, mengawal mereka dalam perjalanan dan malahan memberi fasilitas pada mereka. ” Oh, itu mungkin karena mereka membayar polisi itu,” ujar seorang anak muda bertampang mahasiswa.
“Bukan karena uang saja, tapi juga karena pemilik motor-gede itu ada juga yang pimpinan polisi, pejabat pemerintah, pengusaha besar. Oleh karena itu, ke mana pun mereka pergi, pasti selalu dikawal petugas,” kata seorang anak muda yang lain.
Saya diam saja mendengar percakapan tentang “moge” yang makin menghangat di dalam kendaraan angkutan umum milik rakyat itu. Diam-diam saya juga sangat menikmati percakapan mereka. Sebab apa yang dipercakapkan mereka dan kritikan-kritikan yang dilontarkan mereka banyak sekali mengandung kebenaran. (Ahmad Yusuf/PR)